Keutamaan Doa Sayyidul Istighfar
By Unknown - November 14, 2017
Istighfar atau dalam bahasa Arab: إستغفار, Istiġfār atau Astaghfirullah
أستغفر الله ʾastaġfiru l-lāh merupakan tindakan meminta maaf atau
memohon ampunan kepada Allah SWT yang dilakukan oleh umat Islam.
Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang perkataan
istighfar dalam bahasa Arab “astaghfirullah”, yang berarti “Saya memohon
ampunan kepada Allah”. Seorang Muslim mengucapkan istighfar bukan saja
ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, juga ketika dia sedang
berbicara dengan orang lain. Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari
melakukan perbuatan yang salah, atau saat ia mau membuktikan bahwa dia
tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan pernyataan ini.
Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini
sebanyak tiga kali.
Sedangkan bacaan atau doa Sayyidul istighfar adalah
bacaan atau doa yang mengrajai atau ketua dari semua istighfar. Atau
dapat diartikan sayyidul istighfar merupakan ucapan istigfar paling
utama atau paling baik. Dan berikut doa atau pelafalan dari sayyidul
istighfar :
Allahumma Anta Rabbii Laa Ilaaha Illaa Anta Khalaqtnii Wa Anna
‘Abduka Wa Anaa ‘Alaa ‘Ahdika Wa Wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu Bika Min
Syarri Maa Shana’tu Abuu u Laka Bini’ Matika ‘Alayya Wa Abuu-uBidzanbii
Faghfir Lii Fa Innahu Laa Yagfirudz Dzunuuba Illa Anta
Artinya :
”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
Keutamaan sayyidul istighfar terdapat dalam hadist yang berbunyi :
“Barangsiapa mengucapkannya di siang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.”
“Barangsiapa mengucapkannya di siang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.”
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh:
- Imam al-Bukhari dalam shahîhnya (no. 6306, 6323) dan al-Adabul Mufrad (no. 617, 620)
- Imam an-Nasâ-i (VIII/279), as-Sunanul Kubra (no. 9763, 10225), dan dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 19, 468, dan 587)
- Imam Ibnu Hibbân (no. 928-929-at-Ta’lîqâtul Hisân ‘ala Shahih Ibni Hibbân)
- Imam ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabîr (no. 7172), al-Mu’jamul Ausath (no. 1018), dan dalam kitab ad-Du’aa (no. 312-313)
- al-Hâkim (II/458)
- Imam Ahmad dalam musnadnya (IV/122, 124-125)
- Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 1308), dan lainnya dari Shahabat Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu
Namun harus kita ingat dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak
pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang
beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks
yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda
untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka
istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi
perbuatannya.
0 komentar